thailand-gempur-kamboja-meskipun-sudah-ditelpon-trump

Thailand Gempur Kamboja Meskipun Sudah Ditelpon Trump. Konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja memanas lagi pada awal Desember 2025, meski Presiden AS Donald Trump sudah menelepon kedua pemimpinnya pada 12 Desember. Trump mengklaim Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet sepakat gencatan senjata mulai malam itu. Namun, Kamboja melaporkan jet tempur Thailand masih menjatuhkan bom pada 13 Desember, sementara Thailand bersikeras operasi militer berlanjut karena ancaman belum hilang. Bentrokan ini sudah menewaskan puluhan orang dan mengungsi ratusan ribu warga di kedua sisi perbatasan sepanjang 817 kilometer. BERITA VOLI

Latar Belakang Konflik Perbatasan: Thailand Gempur Kamboja Meskipun Sudah Ditelpon Trump

Perseteruan ini berakar pada sengketa wilayah sejak era kolonial Prancis, terutama sekitar kuil-kuil kuno seperti Preah Vihear. Gencatan senjata sebelumnya yang dimediasi Trump pada Juli dan diperkuat Oktober lalu sempat runtuh setelah Thailand menuduh Kamboja pasang ranjau baru yang melukai prajuritnya. Bentrokan meletus lagi awal Desember, dengan saling tuduh serang duluan. Thailand mengerahkan jet tempur dan drone untuk hancurkan target militer, sementara Kamboja balas dengan roket dan artileri. Kedua negara saling klaim lindungi kedaulatan, tapi warga sipil jadi korban utama.

Intervensi Trump dan Respons Kedua Negara: Thailand Gempur Kamboja Meskipun Sudah Ditelpon Trump

Trump menelepon Anutin dan Hun Manet untuk selamatkan gencatan senjata lamanya. Ia bangga bisa hentikan pertempuran hanya lewat telepon, tapi realitas di lapangan beda. Anutin bilang kepada Trump bahwa Kamboja harus tarik pasukan dan bersihkan ranjau dulu sebelum gencatan mungkin. Thailand lanjut operasi karena merasa terancam, termasuk serangan udara pada 13 Desember. Kamboja protes keras, tuduh Thailand langgar kesepakatan dan target sipil. Hun Manet sebut tetap cari damai, tapi verifikasi dulu siapa yang mulai serang.

Dampak pada Warga dan Situasi Lapangan

Ratusan ribu warga mengungsi ke tempat penampungan sementara, hidup dalam kondisi sulit tanpa akses aman. Korban tewas dan luka terus bertambah, dengan tuduhan saling target area sipil. Propaganda kedua negara makin panas, bikin negosiasi sulit. ASEAN dan komunitas internasional khawatir konflik meluas, tapi intervensi Trump belum berhasil penuh karena ketidakpercayaan mendalam antarpihak.

Kesimpulan

Thailand terus gempur Kamboja meski Trump sudah telepon dan klaim ada kesepakatan gencatan. Situasi ini tunjukkan betapa rapuhnya perdamaian di perbatasan, dengan nasionalisme dan tuduhan saling lempar jadi penghalang utama. Upaya diplomasi Trump belum cukup redam api permusuhan, sementara warga kedua negara paling menderita. Semoga tekanan internasional dorong dialog serius, agar bentrokan berhenti dan pemulihan bisa dimulai secepatnya.

BACA SELENGKAPNYA DI…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *